Mengapa Orang Muslim Miskin, Orang Kafir Kaya?
Mengapa Orang Muslim Miskin, Orang Kafir Kaya?
Janganlah heran dengan fenomena ini, karena seorang sahabat Nabi yang mulia pun terheran sambil menangis. Beliau adalah ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Sabtu, 16 Maret 2013 11:05 wib
MUNGKIN pernah terbesit dalam benak kita, kenapa kita
yang seorang muslim, hidupnya jauh lebih sengsara, ketimbang mereka yang
hidup di dalam kekafiran. Padahal seorang muslim hidup di atas
keta’atan menyembah Allah ta’ala, sedangkan orang kafir hidup di atas
kekufuran kepada Allah.
Janganlah heran dengan fenomena ini, karena seorang sahabat Nabi yang
mulia pun terheran sambil menangis. Beliau adalah ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Berikut ini dikutip dari kisah ‘Umar yang termuat dalam kitab Tafsir Surat Yasin karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.
Suatu hari ‘Umar mendatangi rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan beliau sedang tidur di atas dipan yang terbuat dari serat, sehingga
terbentuklah bekas dipan tersebut di lambung beliau. Tatkala ‘Umar
melihat hal itu, maka ia pun menangis. Nabi yang melihat ‘Umar menangis
kemudian bertanya, “Apa yang engkau tangisi wahai ‘Umar?”
‘Umar menjawab, “Sesungguhnya bangsa Persia dan Roma diberikan nikmat
dengan nikmat dunia yang sangat banyak, sedangkan engkau dalam keadaan
seperti ini?”
Nabi pun berkata, “Wahai ‘Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan kenikmatan di kehidupan dunia mereka.”
Di dalam hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir disegerakan nikmatnya oleh Allah di dunia, dan boleh jadi itu adalah istidraj dari
Allah. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh adzab yang Allah
berikan sangatlah pedih. Dan adzab itu semakin bertambah tatkala mereka
terus berada di dalam kedurhakaan kepada Allah ta’ala.
Maka saudaraku di jalan Allah, sungguh Allah telah memberikan
kenikmatan yang banyak kepada kita, dan kita lupa akan hal itu,
kenikmatan itu adalah kenikmatan Islam dan Iman.
Dimana hal ini yang membedakan kita semua dengan orang kafir. Sungguh
kenikmatan di dunia, tidaklah bernilai secuil pun dibanding kenikmatan
di akhirat.
Mari kita bandingkan antara dunia dan akhirat, dengan membaca sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi
Allah! Tidaklah dunia itu dibandingkan dengan akhirat, kecuali seperti
salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan. Maka
perhatikanlah jari tersebut kembali membawa apa?” (HR. Muslim).
0 komentar: